CLICK HERE FOR FREE BLOGGER TEMPLATES, LINK BUTTONS AND MORE! »

Sabtu, 05 Mei 2012

Gizi pada balita











BAB I
PENDAHULUAN

A.      LATAR BELAKANG MASALAH

Setiap orang tua pasti menginginkan anaknya  tumbuh dan berkembang secara baik dan sempurna. Apapun akan dilakukan oleh orang tuanya demi  memenuhi kebutuhan si anak. Namun, melihat di satu sisi banyak juga  dari  orang tua yang belum mampu memberikan nutrisi yang cukup untuk  buah hatinya. Mungkin dikarenakan faktor ekonomi keluarga yang kurang. Sehingga tidak ada uang untuk membelikan anaknya makanan sehingga membuat  status gizi anaknya kurang baik. Walaupun begitu orang tua tetap berusaha semaksimal mungkin untuk memenuhi semua kebetuhan anaknya. Hal ini tentu berbeda status gizinya pada balita dengan orang tua yang faktor ekonominya  berkecukupan , dia akan memberikan  makanan sesukanya  untuk anak tanpa mengetahui tingkat nutrisi dan jumlah yang diberikan. Mungkin yang ada di fikiran orang tua hanyalah kalau  kebutuhan anak sudah terpenuhi semua, maka orang tua tidak perlu khawatir lagi akan status gizinya.
Hal ini perlu di waspadai untuk membuat anak balita menajadi sehat dan status gizinya baik , perlu adanya pengetahuan dari orang tua untuk tau semua hal yang berkaitan dengan tumbuh kembang  buah hatinya tercinta.




B.      TUJUAN

Dengan adanya tulisan ini, di harapkan orang tua akan lebih demokratis dalam mengetahui   pertumbuhan dan perkembangan anaknya.Mengetahui Bagaimna gizi yang baik untuk kesehatan, mengetahui bagaimana  dasar beserta tujuan gizi seimbang, mengetahui faktor-faktor apa saja yang berpengaruh dalam gizi balita dan masalah-masalah apa saja yang berkaitan dengan pengaruh gizi yang kurang pada balita.






BAB II

TINJAUAN MASALAH / ISI


1.      Memberitahukan  bahwa gizi  sangat penting untuk kesehatan.
2.      Dasar gizi seimbang  pada balita  .
3.      Tujuan gizi seimbang pada balita.
4.      Kecukupan gizi balita.
5.      Faktor yang mempengaruhi nutrisi balita.
6.      Menyusun dan mengatur menu balita.
7.      Akibat dari  gizi tidak seimbang pada balita.



















BAB III
PEMBAHASAN

1)      Gizi sangat penting untuk kesehatan.

Seorang anak terutama balita dapat dikatakan sehat  dan pertumbuhanya baik jika, secara fisik dapat dilihat dengan pertumbuhan berat badan dan tinggi badan yang proporsional. Dan secara psikis anak yang sehat akan terus berkembang otaknya, perasan bertambah peka dan muncul jiwa sosialisasinya. Bukan itu saja anak akan lebih nampak aktif, agresif , lincah ,mudah beradaptasi dengan lingkungan . Dimana semua itu di butuhkan gizi yang baik dan seimbang. Dikatakan gizi seimbang jika zat-zat yang terkandung dalam makanan atau minuman yang di konsumsi seimbang.
Ada 3 zat penting yang terkandung di dalam makanan yang di konsumsi , yaitu :  Zat tenaga seperti yang ada dalam karbohidrat, Zat pembangun seperti yang terkandung dalam protein, Zat pengatur seperti yang terkandung dalam vitamin, mineral dan air.
Gizi yang kurang dapat mengakibatkan mudah masuknya penyakit kedalam tubuh. Karena gizi berpengaruh terhadap kekebalan tubuh seseorang.


2)      Dasar gizi seimbang pada balita.


*      Pertumbuhan balita tidak sepesat usia bayi, tetapi aktifitasnya banyak.

*      Nafsu makan menurun dikarenakan aktif bermain dengan lingkunganya dan merupakan periode transisi dari makanan bayi ke makanan dewasa.

*      Kelompok usia yang paling rentan mendekati KKP, anemia, infeksi, defisiensi.

*      Mudah terkena infeksi maupun penyakit lainya.



3)      Tujuan gizi seimbang pada balita.

*      Memenuhi kebutuhan nutrisi untuk pertumbuhan dan perkembangan.
*      Memberikan nutrisi yang seimbang dan mencegah obesitas.
*      Memperoleh status gizi yang optimal.
*      Pendidikan kesehatan antara lain tentang makan tepat waktu, makan beraneka ragam.

4)      Kecukupan gizi balita

Kecukupan dan keseimbangan gizi pada balita di harapkan dapat memberikan kesehatan gizi yang baik . Secara garis besar, kebutuhan gizi ditentukan oleh usia, jenis kelamin, aktivitas, berat badan, dan tinggi badan. Antara asupan zat gizi dan pengeluarannya harus ada keseimbangan sehingga diperoleh status gizi yang baik.


Tabel kecukupan balita

Umur
(Thn)
BB
(Kg)
Energi
(Kal)
Protein
(gr)
Ca
(Mg)
Fe
(mg)
Vit A
(IU)
Vit C
(Mg)
Vit B
(Mg)
1-3
11,5
1210
23
500
10
1500
20
0,5
4-6
16,5
1600
29
500
10
1800
20
0,6



5)      Faktor yang mempengaruhi nutrisi balita

a.      Umur 1-3 tahun ( Toddler)

1)      Bersifat konsumen pasif , dalam arti makanan balita tergantung yang di sediakan ibu.
2)      Gigi susu tumbuh penting perhatikan konstensi makanan.
3)      Kemampuan motorik meningkat, toodler lebih tertarik dengan lingkungan daripads dengan makanan =>aktifitas tinggi,asupan nutrisi kurang
4)      Laju pertumbuhsn toddler melambat tapi kebutuhan protein tinggi
5)      Keadaan kesehatan toddler antara lain penyakit saluran cerna,infeksi,paru,influenza
6)      Variasi makanan dan suasana makan sangat menentukan jumlah makanan yang dikonsumsi
7)      Sosial ekonomi keluarga,pendidikan,pengetahuan


b.      Umur 4-6 tahun (Pra Sekolah )

1)      Aktifitas fisik dan motoric meningkat ->penting perhatikan asupan nutrisi,jenis makanan,waktu makan,porsi makan
2)      Bersifat konsumen aktif  ->memilih makanan,suka jajan yang tidak bergizi tidak suka sayur dan buah
3)      Edukatif mengenai gizi mulai diberikan  ->agar makan bervariasi,dan tepat waktu
4)      Sosial ekonomi,pendidikan,pengetahuan keluarga
5)      Sanagta rawan penyakit,infeksi,dan kurang gizi.



6)      Menyusun dan Mengatur Menu Balita

a.      makanan anak mulai umur 1 tahun sama dengan makanan dewasa / menu keluarga,yaitu konsistensi agak lunak dan tidak pedas
b.      pemberian makan sesuai dengan umur
c.       makan dengan menu seimbang dan bervariasi dengan tujuan memenuhi kebutuhan nutrisi dan melatih anak makan bervariasi
d.      jumlah makanan lebih banyak ,selingan diberikan 2 kali
e.      jangan memaksa anak makan makanan yang tidak disukai,waktu yang tepat adalahtunggu sampai anak lapar
f.        belum mempunyai motivasi untuk makan
g.      waktu makan disesuaikan dengan kebiasaan makan keluarga .waktu makan yang teratur bermanfaat untuk memelihara kebiasaan saluran cerna agar lebih siap menerima,mencerna dan menyerap makanan pada waktu tertentu
h.      makan tidak teratur akan merangsang pengosongan lambung sehingga lapar tidak menentu
i.        batasi makanan manis dan gurih karena menyebabkan kenyang dan mengurangi nafsu makan
j.        ciptakan suasana makan yang menyenangkan dan penyajian makan yang menarik
k.       konsumsi susu jangan berlebih karna akan menyebabkan kenyang
l.        perhatikan keadaan kesehatan seperti penyakit,infeksi,paru,keadaan gigi dan mulut,keadaan saluran pencernaan,hal tsb dapat mempengaruhi nafsu makan
m.    dengan penyusunan menu dan cara mengatur makanan yang tepat seperti tsb diatas diharapkan asupan makanan balita maksimal yang akan menghasilkan status gizi yang baik,dengan demikian maka pertumbuhan dan perkembangan maksimal.

Contoh Pola Jadwal Pemberian Makanan Menjelang Anak Usia 1 Tahun
Perlu diketahui, jadwal pemberian makanan ini fleksibel (dapat bergeser, tapi jangan terlalu jauh)
• Pukul 06.00 : Susu
• Pukul 08.00 : Bubur saring/Nasi tim
• Pukul 10.00 : Susu/Makanan selingan
• Pukul 12.00 : Bubur saring/Nasi tim
• Pukul 14.00 : Susu
• Pukul 16.00 : Makanan selingan
• Pukul 18.00 : Bubur saring /nasi tim
• Pukul 20.00 : Susu.
 


7)         Akibat dari  gizi tidak seimbang pada balita.

a.      Kekurangan Energi dan Protein (KEP)

Berikut ini sebab-sebab kurangnya asupan energi dan protein.

1) Makanan yang tersedia kurang mengandung energi
2) Nafsu makan anak terganggu sehingga tidak mau makan
3) Gangguan dalam saluran pencernaan sehingga penyerapan sari makanan dalam     
     usus terganggu
4) Kebutuhan yang meningkat, misalnya karena penyakit infeksi yang tidak diimbangi  
     dengan asupan yang memadai.

Berdasarkan penampilan yang ditunjukkan, dampak dari KEP dapat dibedakan menjadi tiga bentuk :

1) Marasmus
Pada kasus marasmus, anak terlihat kurus kering sehingga wajahnya seperti orang tua.Bentuk ini dikarenakan kekurangan energi yang dominan.

2) Kwashiorkor
Anak terlihat gemuk semu akibat edema, yaitu penumpukan cairan di sela- sela sel dalam jaringan. Walaupun terlihat gemuk, tetapi otot-otot tubuhnya mengalami pengurusan ( wasting ). Edema dikarenakan kekurangan asupan protein secara akut
( mendadak ), misalnya karena penyakit infeksi padahal cadangan protein dalam tubuh sudah habis.

3) Marasmik-kwashiorkor
Bentuk ini merupakan kombinasi antara marasmus dan kwashiorkor. Kejadian ini dikarenakan kebutuhan energi dan protein yang meningkat tidak dapat terpenuhi dari asupannya.






b. Obesitas

Timbulnya Obesitas dipengaruhi berbagai faktor, diantaranya faktor keturunan dan lingkungan. Tentu saja, faktor utama adalah asupan energi yang tidak sesuai dengan penggunaan.
 obesitas sering ditemui pada anak-anak sebagai berikut:
1) Anak yang setiap menangis sejak bayi diberi susu botol.
2) Bayi yang terlalu dini diperkenalkan dengan makanan padat.
3) Anak dari ibu yang terlalu takut anaknya kekurangan gizi.
4) Anak yang selalu mendapat hadiah cookie atau gula-gula jika ia berbuat sesuai keinginan orangtua.
5) Anak yang malas untuk beraktivitas fisik.




BAB IV

PENUTUP



1.      KESIMPULAN

Zat gizi yang terkandung di dalam makanan atau minuman yang di konsumsi terutama balita, berpengaruh terhadap status kesehatan balita. Perhatian orang tua akan  pemberian makanan harus demokratis demi tumbuh kembang buah hatinya  menjadi lebih baik. Dengan adanya tulisan ini di harapkan  orang tua akan lebih tahu dalam memberikan asupan makanan yang bergizi seimbang kepada anaknya sehingga di peroleh status gizi yang baik.




2.      SARAN
Pengetahuan orang tua harus luas dalam memahami pertumbuhan balita
Sebaiknya orang tua harus bisa memilah milih makanan untuk balita
Berikan balita makanan yang mengandung zat tenaga yang cukup, zat pembangun dan zat pengatur seperti dalam makanan 4 sehat 5 sempurna
Berikan suplemen yang baik untuk balita demi pertumbuhanya, terutama dalam menjaga imunitas dan kecerdasan otaknya.