ketuban pecah dini detection
pernahkah kalian membayangkan sebuah alat pendeteksi cairan
ketuban ???
Kalau difikir-fikir ,memang alat pendeteksi
itu sulit untuk diwujudkan , tapi enak
juga kalau kita berimajinasi untuk membuatnya ….. terlebih jika kita mampu
mewujudkan kehadiran alat itu..
Let’s GO to make IT,, Be happy !!!!!
Namun sebelumnya aku akan bercerita
sedikit tentang seluk beluk dari cairan ketuban itu sendiri teman,,
Cairan amnion atau yang biasanya kita
sebut dengan air ketuban adalah :
Cairan yang dihasilkan janin dan
selaput yang mengelilinginya. Meskipun
sebutannya “air”, namun air ketuban yang mempunyai berat jenis 1,008 ini hanya
98% yang benar-benar merupakan air. Dua persen sisanya berupa garam anorganik
serta bahan-bahan organik. Bahan organiknya berupa rambut lanugo (rambut halus
berasal dari bayi). Selain itu terdapat juga verniks kaseosa (lemak berwarna
putih yang meliputi tubuh bayi). Lemak ini pun pada beberapa bayi terutama yang
belum berusia cukup bulan masih banyak menyelimuti tubuh bayi.
Lalu
apakah fungsi dari cairan amnion ini ya?
Pada
saat kehamilan cairan amnion atau ketuban ini berfungsi untuk mempertahankan
atau memberi perlindungan terhadap bayi dari benturan yang diakibatkan oleh
lingkungan diluar rahim. Selain itu air ketuban bisa membuat janin
bergerak dengan bebas ke segala arah. manfaat lain dari air ketuban ini adalah menstabilkan suhu badan janin (perlu diketahui
bahwa suhu di dalam tubuh kita lebih tinggi daripada suhu di kulit),meratakan
tekanan di dalam rongga rahim pada saat proses persalinan sehingga mulut rahim
membuka dan membuat jalan bagi janin.
Dan jika selaput ketuban sudah pecah, maka air ketuban akan membersihkan jalan lahir dengan cairan yang steril sehingga bayi kurang mengalami infeksi.
Dan jika selaput ketuban sudah pecah, maka air ketuban akan membersihkan jalan lahir dengan cairan yang steril sehingga bayi kurang mengalami infeksi.
Lalu
masalah-masalah apa saja yang biasanya terjadi pada cairan ketuban?
Contoh
dari beberapa masalah yang berkaitan dengan cairan ketuban adalah:
1.
Ketuban
pecah dini (KPD) atau ketuban pecah sebelum waktunya (KPSW) atau ketuban pecah
prematur (KPP) adalah keluarnya cairan dari jalan lahir/vagina sebelum proses
persalinan.
Faktor
yang berhubungan dengan meningkatnya insidensi KPD antara lain :
- Fisiologi selaput amnion/ketuban yang abnormal
- Inkompetensi serviks
- Infeksi vagina/serviks
- Kehamilan ganda
- Polihidramnion
- Trauma
- Distensi uteri
- Stress maternal
- Stress fetal
- Infeksi
- Serviks yang pendek
- Prosedur medis
Adapun pengaruh
ketuban pecah dini terhadap ibu dan janin adalah :
Bagi Ibu
- Infeksi intrapartal/dalam persalinan ( Jika terjadi infeksi dan kontraksi ketuban pecah maka bisa menyebabkan sepsis yang selanjutnya dapat mengakibatkan meningkatnya angka morbiditas dan mortalitas)
- Infeksi puerperalis/ masa nifas
- Dry labour/Partus lama
- Perdarahan post partum
- Meningkatkan tindakan operatif obstetri (khususnya SC)
- Morbiditas dan mortalitas maternal
Bagi janin
- Prematuritas
- Prolaps funiculli/ penurunan tali pusat
- Hipoksia dan Asfiksia sekunder (kekurangan oksigen pada bayi)
- Sindrom deformitas janin
- Morbiditas dan mortalitas perinatal
2.
Polihidramnion atau disebut juga dengan
hidramnion adalah keadaan dimana air ketuban melebihi 2000 ml.
Polihidramion bisa terjadi karena:
- Produksi air ketuban bertambah
- Pengaliran air ketuban terganggu
Dampaknya:
Bagi
ibu
- Perut terasa lebih besar dan lebih berat dari biasa
- Sesak nafas, beberapa ibu mengalami sesak nafas berat, pada kasus ekstrim ibu hanya bisa bernafas bila berdiri tegak
- Nyeri ulu hati dan sianosis
- Nyeri perut karena tegangnya uterus
- Oliguria. Kasus sangat jarang terjadi. Hal ini terjadi karena urethra mengalami obstruksi akibat uterus yang membesar melebihi kehamilan normal.
Bagi janin
- Kelainan kongenital
- Prematuritas
- Prolapsus tali pusat
3. Oligohidramnion adalah suatu keadaan dimana air
ketuban kurang dari normal yaitu kurang dari 500 mL.
Penyebab pasti terjadinya oligohidramnion
masih belum diketahui. Namun beberapa keadaan berhubungan dengan
oligohidramnion hampir selalu berhubungan dengan obstruksi saluran traktus
urinarius janin atau renal agenesis.
Oligohidramnion
tidak baik terutama untuk janin. Bila terjadi kehamilan muda akan mengakibatkan
gangguan bagi pertumbuhan janin, bahkan bisa terjadi foetus papyreceous, yaitu
picak seperti kertas karena tekanan-tekanan. Bila terjadi pada kehamilan lanjut
akan terjadi cacat bawaan, cacat karena tekanan atau kulit menjadi tebal dan
kering. Selain itu, dapat mengakibatkan kelainan musculoskeletal (sistem
otot).
Mungkin pertama kali untuk menyelesaikan
masalah seperti itu dapat dimulai dari diri sendiri yaitu ibu hamil, bagaiman
caranya dia untuk menyikapinya. Dan segera memeriksakannya ke bidan/dokter
untuk membantunya.
Namun,
kita sebagai jiwa mahasiswa kretif .. Bagaimana cara kita untuk dapat
meminimalisir kejadian tersebut dengan mengimajinasiakan dengan menciptakan
sebuah alat untuk mendeteksi keadaan cairan ketuban di dalam uterus.. ??
Bukankah
hal ini menarik??
Kita
membuat ciptaan sebuah alat pendeteksi cairan ketuban, untuk mengetahui
bagaimana keadaan cairan ketuban itu apakah dalam keadaan normal ataukah dalam
keadaan abnormal…
Jadi
rancanganya alatnya seperti thermometer, dimana alat seperti thermometer itu di masukkan lewat vagina.
Dimana system kerjanya adalah sebagai berikut:
1.
Ketika
umur kehamilan muda, rancangan alatnya
kita beri kertas lakmus terlebih dahulu gunanya untuk mengetahui apakah
cairan ketuban pecah apa tidak dengan cara, normal Ph vagina 4,5-5,0 bersifat
asam sedangkan Ph cairan amnion adalah 7,0-7,5 jadi bersifat basa. Jadi ketika
alat tersebut dimasukkan ke dalam vagina dan berwarna biru berarti menunjukkan
terdapat cairan amnion yang merembes ke vagina. Hal ini memungkinkan bahwa
adanya cairan amnion mulai pecah sebelum waktunya.
Ketika
sudah tau akan hal itu, rancangan alat keduanya adalah membuat suatu cairan yang
di masukkan ke rancangan alat tersebut yang dapat mencegah pecahnya cairan
amnion serta memperkuat agar cairan amnion tetap utuh sampai janin lahir .
2.
Untuk
mendeteksi apakah cairan amnion itu polihidramnion ataukah oligohidramnion??
Rancangan alatnya yaitu: Masih
menggunakan alat seperti thermometer itu yang dimasukkan ke dalam uterus. Alat
itu akan menunjukkan angka yang sesuai
dengan banyaknya jumlah cairan keseluruhan dalam uterus.
Apabila angka menunjukkan lebih dari
2000 ml maka cairan amnion dalam keadaan polihidramnion, dan apabila angka menunjukkan
kurang dari 500 ml maka cairan amnion dalam keadaan oligohidramnion.
Rancangan Imajinasi Amnion Detection