CLICK HERE FOR FREE BLOGGER TEMPLATES, LINK BUTTONS AND MORE! »

Sabtu, 23 Juni 2012

Amnion Detection

ketuban pecah dini detection
pernahkah kalian  membayangkan sebuah alat pendeteksi cairan ketuban ???
Kalau difikir-fikir ,memang alat pendeteksi  itu sulit untuk diwujudkan , tapi enak juga kalau kita berimajinasi untuk membuatnya ….. terlebih jika kita mampu mewujudkan  kehadiran alat itu..

Let’s GO to make IT,, Be happy !!!!!
Namun sebelumnya aku akan bercerita sedikit tentang seluk beluk dari cairan ketuban itu  sendiri teman,,





Cairan amnion atau yang biasanya kita sebut dengan  air ketuban  adalah :
Cairan yang dihasilkan janin dan selaput yang mengelilinginya. Meskipun sebutannya “air”, namun air ketuban yang mempunyai berat jenis 1,008 ini hanya 98% yang benar-benar merupakan air. Dua persen sisanya berupa garam anorganik serta bahan-bahan organik. Bahan organiknya berupa rambut lanugo (rambut halus berasal dari bayi). Selain itu terdapat juga verniks kaseosa (lemak berwarna putih yang meliputi tubuh bayi). Lemak ini pun pada beberapa bayi terutama yang belum berusia cukup bulan masih banyak menyelimuti tubuh bayi.
Lalu apakah fungsi dari cairan amnion ini ya?
Pada saat kehamilan cairan amnion atau ketuban ini berfungsi untuk mempertahankan atau memberi perlindungan terhadap bayi dari benturan yang diakibatkan oleh lingkungan diluar rahim. Selain itu air ketuban bisa membuat janin bergerak dengan bebas ke segala arah. manfaat lain dari air ketuban ini adalah menstabilkan suhu badan janin (perlu diketahui bahwa suhu di dalam tubuh kita lebih tinggi daripada suhu di kulit),meratakan tekanan di dalam rongga rahim pada saat proses persalinan sehingga mulut rahim membuka dan membuat jalan bagi janin.
Dan jika selaput ketuban sudah pecah, maka air ketuban akan membersihkan jalan lahir dengan cairan yang steril sehingga bayi kurang mengalami infeksi.

Lalu masalah-masalah apa saja yang biasanya terjadi pada cairan ketuban?
Contoh dari beberapa masalah yang berkaitan dengan cairan ketuban adalah:
1.      Ketuban pecah dini (KPD) atau ketuban pecah sebelum waktunya (KPSW) atau ketuban pecah prematur (KPP) adalah keluarnya cairan dari jalan lahir/vagina sebelum proses persalinan.
Faktor yang berhubungan dengan meningkatnya insidensi KPD antara lain :
    1. Fisiologi selaput amnion/ketuban yang abnormal
    2. Inkompetensi serviks
    3. Infeksi vagina/serviks
    4. Kehamilan ganda
    5. Polihidramnion
    6. Trauma
    7. Distensi uteri
    8. Stress maternal
    9. Stress fetal
    10. Infeksi
    11. Serviks yang pendek
    12. Prosedur medis
Adapun pengaruh ketuban pecah dini terhadap ibu dan janin adalah :
 Bagi Ibu
  • Infeksi intrapartal/dalam persalinan ( Jika terjadi infeksi dan kontraksi ketuban pecah maka bisa menyebabkan sepsis yang selanjutnya dapat mengakibatkan meningkatnya angka morbiditas dan mortalitas)
  • Infeksi puerperalis/ masa nifas
  • Dry labour/Partus lama
  • Perdarahan post partum
  • Meningkatkan tindakan operatif obstetri (khususnya SC)
  • Morbiditas dan mortalitas maternal
Bagi  janin
  • Prematuritas
  • Prolaps funiculli/ penurunan tali pusat
  • Hipoksia dan Asfiksia sekunder (kekurangan oksigen pada bayi)
  • Sindrom deformitas janin
  • Morbiditas dan mortalitas perinatal


2.      Polihidramnion atau disebut juga dengan hidramnion adalah keadaan dimana air ketuban melebihi 2000 ml.
 Polihidramion bisa terjadi karena:
  • Produksi air ketuban bertambah
  • Pengaliran air ketuban terganggu
Dampaknya:
Bagi ibu
  • Perut terasa lebih besar dan lebih berat dari biasa
  • Sesak nafas, beberapa ibu mengalami sesak nafas berat, pada kasus ekstrim ibu hanya bisa bernafas bila berdiri tegak
  • Nyeri ulu hati dan sianosis
  • Nyeri perut karena tegangnya uterus
  • Oliguria. Kasus sangat jarang terjadi. Hal ini terjadi karena urethra mengalami obstruksi akibat uterus yang membesar melebihi kehamilan normal.
Bagi janin
  • Kelainan kongenital
  • Prematuritas
  • Prolapsus tali pusat
3.      Oligohidramnion adalah suatu keadaan dimana air ketuban kurang dari normal yaitu kurang dari 500 mL.
Penyebab pasti terjadinya oligohidramnion masih belum diketahui. Namun beberapa keadaan berhubungan dengan oligohidramnion hampir selalu berhubungan dengan obstruksi saluran traktus urinarius janin atau renal agenesis.
Oligohidramnion tidak baik terutama untuk janin. Bila terjadi kehamilan muda akan mengakibatkan gangguan bagi pertumbuhan janin, bahkan bisa terjadi foetus papyreceous, yaitu picak seperti kertas karena tekanan-tekanan. Bila terjadi pada kehamilan lanjut akan terjadi cacat bawaan, cacat karena tekanan atau kulit menjadi tebal dan kering. Selain itu, dapat mengakibatkan kelainan musculoskeletal (sistem otot).


Nah , sekarang bagaimana ya? Cara kita sebagai mahasiswa kreatif dapat menyelesaikan masalah seperti itu.....

Mungkin pertama kali untuk menyelesaikan masalah seperti itu dapat dimulai dari diri sendiri yaitu ibu hamil, bagaiman caranya dia untuk menyikapinya. Dan segera memeriksakannya ke bidan/dokter untuk membantunya.
Namun, kita sebagai jiwa mahasiswa kretif .. Bagaimana cara kita untuk dapat meminimalisir kejadian tersebut dengan mengimajinasiakan dengan menciptakan sebuah alat untuk mendeteksi keadaan cairan ketuban di dalam uterus.. ??    
Bukankah hal  ini menarik??
Kita membuat ciptaan sebuah alat pendeteksi cairan ketuban, untuk mengetahui bagaimana keadaan cairan ketuban itu apakah dalam keadaan normal ataukah dalam keadaan abnormal…
Jadi rancanganya alatnya seperti thermometer, dimana alat seperti  thermometer itu di masukkan lewat vagina. Dimana system kerjanya adalah sebagai berikut:
1.      Ketika umur kehamilan muda, rancangan alatnya  kita beri kertas lakmus terlebih dahulu gunanya untuk mengetahui apakah cairan ketuban pecah apa tidak dengan cara, normal Ph vagina 4,5-5,0 bersifat asam sedangkan Ph cairan amnion adalah 7,0-7,5 jadi bersifat basa. Jadi ketika alat tersebut dimasukkan ke dalam vagina dan berwarna biru berarti menunjukkan terdapat cairan amnion yang merembes ke vagina. Hal ini memungkinkan bahwa adanya cairan amnion mulai pecah sebelum waktunya.
Ketika sudah tau akan hal itu, rancangan alat keduanya adalah membuat suatu cairan yang di masukkan ke rancangan alat tersebut yang dapat mencegah pecahnya cairan amnion serta memperkuat agar cairan amnion tetap utuh sampai janin lahir .
2.      Untuk mendeteksi apakah cairan amnion itu polihidramnion ataukah oligohidramnion??
Rancangan alatnya yaitu: Masih menggunakan alat seperti thermometer itu yang dimasukkan ke dalam uterus. Alat itu akan  menunjukkan angka yang sesuai dengan banyaknya jumlah cairan keseluruhan dalam uterus.
Apabila angka menunjukkan lebih dari 2000 ml maka cairan amnion dalam keadaan polihidramnion, dan apabila angka menunjukkan kurang dari 500 ml maka cairan amnion dalam keadaan oligohidramnion.


Rancangan Imajinasi Amnion Detection