BAB I
PENDAHULUAN
A.
LATAR BELAKANG
MASALAH
Setiap orang tua pasti menginginkan anaknya tumbuh dan berkembang secara baik dan
sempurna. Apapun akan dilakukan oleh orang tuanya demi memenuhi kebutuhan si anak. Namun, melihat di
satu sisi banyak juga dari orang tua yang belum mampu memberikan nutrisi
yang cukup untuk buah hatinya. Mungkin
dikarenakan faktor ekonomi keluarga yang kurang. Sehingga tidak ada uang untuk
membelikan anaknya makanan sehingga membuat
status gizi anaknya kurang baik. Walaupun begitu orang tua tetap
berusaha semaksimal mungkin untuk memenuhi semua kebetuhan anaknya. Hal ini
tentu berbeda status gizinya pada balita dengan orang tua yang faktor
ekonominya berkecukupan , dia akan
memberikan makanan sesukanya untuk anak tanpa mengetahui tingkat nutrisi
dan jumlah yang diberikan. Mungkin yang ada di fikiran orang tua hanyalah kalau
kebutuhan anak sudah terpenuhi semua,
maka orang tua tidak perlu khawatir lagi akan status gizinya.
Hal ini perlu di waspadai untuk membuat anak balita
menajadi sehat dan status gizinya baik , perlu adanya pengetahuan dari orang
tua untuk tau semua hal yang berkaitan dengan tumbuh kembang buah hatinya tercinta.
B.
TUJUAN
Dengan adanya tulisan ini, di harapkan orang tua akan
lebih demokratis dalam mengetahui
pertumbuhan dan perkembangan anaknya.Mengetahui Bagaimna gizi yang baik
untuk kesehatan, mengetahui bagaimana dasar beserta tujuan gizi seimbang, mengetahui
faktor-faktor apa saja yang berpengaruh dalam gizi balita dan masalah-masalah
apa saja yang berkaitan dengan pengaruh gizi yang kurang pada balita.
BAB II
TINJAUAN
MASALAH / ISI
1.
Memberitahukan bahwa gizi
sangat penting untuk kesehatan.
2.
Dasar gizi
seimbang pada balita .
3.
Tujuan gizi
seimbang pada balita.
4.
Kecukupan gizi
balita.
5.
Faktor yang
mempengaruhi nutrisi balita.
6.
Menyusun dan
mengatur menu balita.
7.
Akibat dari gizi tidak seimbang pada balita.
BAB III
PEMBAHASAN
1) Gizi sangat
penting untuk kesehatan.
Seorang anak terutama balita dapat dikatakan
sehat dan pertumbuhanya baik jika,
secara fisik dapat dilihat dengan pertumbuhan berat badan dan tinggi badan yang
proporsional. Dan secara psikis anak yang sehat akan terus berkembang otaknya,
perasan bertambah peka dan muncul jiwa sosialisasinya. Bukan itu saja anak akan
lebih nampak aktif, agresif , lincah ,mudah beradaptasi dengan lingkungan .
Dimana semua itu di butuhkan gizi yang baik dan seimbang. Dikatakan gizi
seimbang jika zat-zat yang terkandung dalam makanan atau minuman yang di
konsumsi seimbang.
Ada 3 zat penting yang terkandung di dalam makanan
yang di konsumsi , yaitu : Zat tenaga
seperti yang ada dalam karbohidrat, Zat pembangun seperti yang terkandung dalam
protein, Zat pengatur seperti yang terkandung dalam vitamin, mineral dan air.
Gizi yang kurang dapat mengakibatkan mudah masuknya
penyakit kedalam tubuh. Karena gizi berpengaruh terhadap kekebalan tubuh
seseorang.
2) Dasar gizi
seimbang pada balita.
Pertumbuhan
balita tidak sepesat usia bayi, tetapi aktifitasnya banyak.
Nafsu makan
menurun dikarenakan aktif bermain dengan lingkunganya dan merupakan periode
transisi dari makanan bayi ke makanan dewasa.
Kelompok usia
yang paling rentan mendekati KKP, anemia, infeksi, defisiensi.
Mudah terkena
infeksi maupun penyakit lainya.
3) Tujuan gizi
seimbang pada balita.
Memenuhi
kebutuhan nutrisi untuk pertumbuhan dan perkembangan.
Memberikan
nutrisi yang seimbang dan mencegah obesitas.
Memperoleh status
gizi yang optimal.
Pendidikan
kesehatan antara lain tentang makan tepat waktu, makan beraneka ragam.
4) Kecukupan
gizi balita
Kecukupan dan keseimbangan gizi pada balita di
harapkan dapat memberikan kesehatan gizi yang baik .
Secara garis besar, kebutuhan gizi ditentukan oleh usia, jenis kelamin,
aktivitas, berat badan, dan tinggi badan. Antara asupan zat gizi dan
pengeluarannya harus ada keseimbangan sehingga diperoleh status gizi yang baik.
Tabel kecukupan balita
Umur
(Thn)
|
BB
(Kg)
|
Energi
(Kal)
|
Protein
(gr)
|
Ca
(Mg)
|
Fe
(mg)
|
Vit A
(IU)
|
Vit C
(Mg)
|
Vit B
(Mg)
|
1-3
|
11,5
|
1210
|
23
|
500
|
10
|
1500
|
20
|
0,5
|
4-6
|
16,5
|
1600
|
29
|
500
|
10
|
1800
|
20
|
0,6
|
5) Faktor yang
mempengaruhi nutrisi balita
a.
Umur 1-3 tahun (
Toddler)
1)
Bersifat konsumen
pasif , dalam arti makanan balita tergantung yang di sediakan ibu.
2)
Gigi susu tumbuh →penting perhatikan konstensi makanan.
3)
Kemampuan motorik
meningkat, toodler lebih tertarik dengan lingkungan daripads dengan makanan
=>aktifitas tinggi,asupan nutrisi kurang
4)
Laju pertumbuhsn
toddler melambat tapi kebutuhan protein tinggi
5)
Keadaan kesehatan
toddler antara lain penyakit saluran cerna,infeksi,paru,influenza
6)
Variasi makanan
dan suasana makan sangat menentukan jumlah makanan yang dikonsumsi
7)
Sosial ekonomi
keluarga,pendidikan,pengetahuan
b.
Umur 4-6 tahun
(Pra Sekolah )
1)
Aktifitas fisik
dan motoric meningkat ->penting perhatikan asupan nutrisi,jenis
makanan,waktu makan,porsi makan
2)
Bersifat konsumen
aktif ->memilih makanan,suka jajan
yang tidak bergizi tidak suka sayur dan buah
3)
Edukatif mengenai
gizi mulai diberikan ->agar makan
bervariasi,dan tepat waktu
4)
Sosial
ekonomi,pendidikan,pengetahuan keluarga
5)
Sanagta rawan
penyakit,infeksi,dan kurang gizi.
6) Menyusun dan
Mengatur Menu Balita
a.
makanan anak
mulai umur 1 tahun sama dengan makanan dewasa / menu keluarga,yaitu konsistensi
agak lunak dan tidak pedas
b.
pemberian makan
sesuai dengan umur
c.
makan dengan menu
seimbang dan bervariasi dengan tujuan memenuhi kebutuhan nutrisi dan melatih
anak makan bervariasi
d.
jumlah makanan
lebih banyak ,selingan diberikan 2 kali
e.
jangan memaksa
anak makan makanan yang tidak disukai,waktu yang tepat adalahtunggu sampai anak
lapar
f.
belum mempunyai
motivasi untuk makan
g.
waktu makan
disesuaikan dengan kebiasaan makan keluarga .waktu makan yang teratur
bermanfaat untuk memelihara kebiasaan saluran cerna agar lebih siap
menerima,mencerna dan menyerap makanan pada waktu tertentu
h.
makan tidak
teratur akan merangsang pengosongan lambung sehingga lapar tidak menentu
i.
batasi makanan
manis dan gurih karena menyebabkan kenyang dan mengurangi nafsu makan
j.
ciptakan suasana
makan yang menyenangkan dan penyajian makan yang menarik
k.
konsumsi susu
jangan berlebih karna akan menyebabkan kenyang
l.
perhatikan
keadaan kesehatan seperti penyakit,infeksi,paru,keadaan gigi dan mulut,keadaan
saluran pencernaan,hal tsb dapat mempengaruhi nafsu makan
m.
dengan penyusunan
menu dan cara mengatur makanan yang tepat seperti tsb diatas diharapkan asupan
makanan balita maksimal yang akan menghasilkan status gizi yang baik,dengan
demikian maka pertumbuhan dan perkembangan maksimal.
Contoh
Pola Jadwal Pemberian Makanan Menjelang Anak Usia 1 Tahun
Perlu diketahui, jadwal pemberian makanan ini fleksibel (dapat bergeser, tapi jangan terlalu jauh)
• Pukul 06.00 : Susu
• Pukul 08.00 : Bubur saring/Nasi tim
• Pukul 10.00 : Susu/Makanan selingan
• Pukul 12.00 : Bubur saring/Nasi tim
• Pukul 14.00 : Susu
• Pukul 16.00 : Makanan selingan
• Pukul 18.00 : Bubur saring /nasi tim
• Pukul 20.00 : Susu.
Perlu diketahui, jadwal pemberian makanan ini fleksibel (dapat bergeser, tapi jangan terlalu jauh)
• Pukul 06.00 : Susu
• Pukul 08.00 : Bubur saring/Nasi tim
• Pukul 10.00 : Susu/Makanan selingan
• Pukul 12.00 : Bubur saring/Nasi tim
• Pukul 14.00 : Susu
• Pukul 16.00 : Makanan selingan
• Pukul 18.00 : Bubur saring /nasi tim
• Pukul 20.00 : Susu.
7) Akibat
dari gizi tidak seimbang pada balita.
a.
Kekurangan Energi
dan Protein (KEP)
Berikut ini sebab-sebab kurangnya asupan energi dan protein.
1) Makanan yang tersedia kurang mengandung energi
2) Nafsu makan anak terganggu sehingga tidak mau makan
3) Gangguan dalam saluran pencernaan sehingga penyerapan sari makanan dalam
usus terganggu
4) Kebutuhan yang meningkat, misalnya karena penyakit infeksi yang tidak diimbangi
4) Kebutuhan yang meningkat, misalnya karena penyakit infeksi yang tidak diimbangi
dengan asupan yang memadai.
Berdasarkan penampilan
yang ditunjukkan, dampak dari KEP dapat dibedakan menjadi tiga bentuk :
1) Marasmus
Pada kasus marasmus, anak terlihat kurus kering sehingga wajahnya seperti orang tua.Bentuk ini dikarenakan kekurangan energi yang dominan.
2) Kwashiorkor
Anak terlihat gemuk semu akibat edema, yaitu penumpukan cairan di sela- sela sel dalam jaringan. Walaupun terlihat gemuk, tetapi otot-otot tubuhnya mengalami pengurusan ( wasting ). Edema dikarenakan kekurangan asupan protein secara akut
( mendadak ), misalnya
karena penyakit infeksi padahal cadangan protein dalam tubuh sudah habis.
3) Marasmik-kwashiorkor
Bentuk ini merupakan kombinasi antara marasmus dan kwashiorkor. Kejadian ini dikarenakan kebutuhan energi dan protein yang meningkat tidak dapat terpenuhi dari asupannya.
3) Marasmik-kwashiorkor
Bentuk ini merupakan kombinasi antara marasmus dan kwashiorkor. Kejadian ini dikarenakan kebutuhan energi dan protein yang meningkat tidak dapat terpenuhi dari asupannya.
b. Obesitas
Timbulnya Obesitas dipengaruhi berbagai faktor, diantaranya faktor keturunan dan lingkungan. Tentu saja, faktor utama adalah asupan energi yang tidak sesuai dengan penggunaan.
obesitas sering ditemui pada
anak-anak sebagai berikut:
1) Anak yang setiap menangis sejak bayi diberi susu botol.
2) Bayi yang terlalu dini diperkenalkan dengan makanan padat.
3) Anak dari ibu yang terlalu takut anaknya kekurangan gizi.
4) Anak yang selalu mendapat hadiah cookie atau gula-gula jika ia berbuat sesuai keinginan orangtua.
5) Anak yang malas untuk beraktivitas fisik.
1) Anak yang setiap menangis sejak bayi diberi susu botol.
2) Bayi yang terlalu dini diperkenalkan dengan makanan padat.
3) Anak dari ibu yang terlalu takut anaknya kekurangan gizi.
4) Anak yang selalu mendapat hadiah cookie atau gula-gula jika ia berbuat sesuai keinginan orangtua.
5) Anak yang malas untuk beraktivitas fisik.
BAB IV
PENUTUP
1.
KESIMPULAN
Zat gizi yang terkandung di dalam makanan atau minuman
yang di konsumsi terutama balita, berpengaruh terhadap status kesehatan balita.
Perhatian orang tua akan pemberian
makanan harus demokratis demi tumbuh kembang buah hatinya menjadi lebih baik. Dengan adanya tulisan ini
di harapkan orang tua akan lebih tahu
dalam memberikan asupan makanan yang bergizi seimbang kepada anaknya sehingga
di peroleh status gizi yang baik.
2.
SARAN
Pengetahuan orang tua harus luas dalam memahami
pertumbuhan balita
Sebaiknya orang tua harus bisa memilah milih makanan
untuk balita
Berikan balita makanan yang mengandung zat tenaga yang
cukup, zat pembangun dan zat pengatur seperti dalam makanan 4 sehat 5 sempurna
Berikan suplemen yang baik untuk balita demi
pertumbuhanya, terutama dalam menjaga imunitas dan kecerdasan otaknya.